Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi.
Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Ada 2 metoda pengujian untuk menentukan besaran oktan suatu bahan bakar,yaitu :
1.Research Methode (Metoda Research)
Nilai oktan ditentukan dengan uji klinis di laboratorium, hasilnya dinamakan RON (Research Octane Number)
2. Motor Methode (Metoda Motor)
Nilai oktan diuji melalui aplikasi langsung ke motor bakar yaitu campuran bakar pada inlet( lubang masuk) yang
bersuhu tinggi dan berkecepatan tinggi. Hasil pengukuran disebut Motor Octane Number (MON)
Perbandingan Oktan bahan bakar:
KARAKTERISTIK BAHAN BAKAR
Untuk mendapatkan hasil pembakaran yang maksimal, kita harus mengetahui sifat dari jenis bahan bakar yang akan dipakai.
Berikut table karakterisktik bahan bakar :
CATATAN:
• Heat Latent adalah energi panas yang diperlukan untuk mengubah zat cair menjadi uap atau gas.
Semakin tinggi nilai Heat latent suatu bahan bakar, maka akan tahan terhadap kompresi tinggi.
Semakin tinggi nilai Heat latent suatu bahan bakar, maka akan tahan terhadap kompresi tinggi.
contoh :
Methanol, bisa diaplikasikan sampai pembandingan kompresi 15 : 1, tanpa detonasi.
• Heat Energy adalah energi panas yang dihasil dari hasil pembakaran dengan nilai AFR tertentu.
• Weight atau Berat Jenis (BJ) adalah berat sebuah benda dalam satuan volume ( berat / volume).
• Weight atau Berat Jenis (BJ) adalah berat sebuah benda dalam satuan volume ( berat / volume).
contoh :
Cairan A : Volume = 1 liter = 1000cm3 = 0.001 m3
Massa = 1 Kg
Gravitasi= 9.8m/s2
Maka Berat Jenis A adalah :
BJ = Berat/Volume
= (1 x 9.8)/0.001
= 9800 N/m3.
BJ = Berat/Volume
= (1 x 9.8)/0.001
= 9800 N/m3.
• Semakin tinggi nilai oktan maka bahan bakar tersebut makin sulit terbakar dengan sendirinya, Sehingga makin tinggi oktan, kuat terhadap kompresi tinggi. oleh sebab itu ignition timing akan lebih maju/awal. Saat bahan bakar terkompresi dalam piston tekanan akan naik
sehingga untuk bahan bakar yang mudah terbakar akan menyala sebelum
mencapai titik mati atas, sehingga tenaga yang dihasilkan tidak maksimal
dan blok mesin kadang bergetar/bersuara kencang (knocking/detonasi) dengan
mengatur waktu pengapian sesuai sifat mampu nyala bahan bakar maka akan
didapat pengapian yang optimum (mengurangi knocking). pengaturan
pengapian yang tidak pas akan mengakibatkan bahan bakar terbakar tidak
pada saat piston di titik mati atas.
contoh :
Bila timing pengapian pada saat menngunakan bahan bakar premium dengan oktan 86 adalah 30, maka bila menggunakan oktan 92, timing pengapian harus lebih awal yaitu 32.
PERBANDINGAN KOMPRESI STATIS (STATIC COMPRESTION RATIO/SCR)
STATIC COMPRESION RATIO (SCR)
1. Perbandingan volume ruang bakar dengan volume total (ruang bakar + volume cylinder).
2. Besaran CR sangat menentukan jenis bahan bakar yang akan dipakai.
rumus :
“Kompresi berbanding lurus dengan angka oktan. Kompresi wajib diimbangi oktan tinggi,” Kesesuaian angka oktan dengan kompresi akan memperkecil kemungkinan terjadi gejala knocking. “Kalau tetap memaksakan motor dengan kompresi tinggi menggunakan oktan rendah, piston akan jebol. Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar. Artinya, mengubah penggunaan Premium tergantung kompresi motor. Dalam kondisi standard, lihat saja spesifikasi teknis kendaraan yang dibuat pabrikan. Motor 4-tak lokal umumnya punya kompresi kisaran antara 9:1 sampai 9,3:1. Bahkan, motor 4-tak seperti Suzuki Satria F150 berkompresi 10,2 : 1.
“Kalau ingin tidak mengalami detonasi, turunkan kompresi. Ganjal head silinder dengan paking yang lebih tebal,” Konsekuensinya, tenaga motor akan melorot.
Detonasi adalah proses terbakarnya bahan bakar yang terlalu dini yang disebabkan tekanan kompresi yang terlalu tinggi. Artinya campuran bahan bakar yang oktannya terlalu rendah maka pada saat diberikan tekanan kompresi yang tinggi diruang bakar, maka campuran bahan bakar tersebut menimbulkan panas dan tebakar dengan sendirinya tanpa adanya ignition.
Indikasi :
1. Bunyi ketukan/ngelitik pada ruang bakar.
2. Mesin bergetar.
3. Tenaga Menurun.
Akibat:
1. Mesin terlalu panas.
2. Piston akan pecah atau meleleh.
Detonasi adalah proses terbakarnya bahan bakar yang terlalu dini yang disebabkan tekanan kompresi yang terlalu tinggi. Artinya campuran bahan bakar yang oktannya terlalu rendah maka pada saat diberikan tekanan kompresi yang tinggi diruang bakar, maka campuran bahan bakar tersebut menimbulkan panas dan tebakar dengan sendirinya tanpa adanya ignition.
Indikasi :
1. Bunyi ketukan/ngelitik pada ruang bakar.
2. Mesin bergetar.
3. Tenaga Menurun.
Akibat:
1. Mesin terlalu panas.
2. Piston akan pecah atau meleleh.
jadi intinya, lihat dulu spesifikasi mesin
mobil atau motor yang kamu gunakan. Lihat perbandingan kompresi
mesinnya, kalau udah tau sesuaikan dengan data berikut.
Pertamax Plus (Oktan 95) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan 10:1 – 11:1
Pertamax (Oktan 92) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan 9:1 – 10:1
Premium (Oktan 82) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan7:1 – 9:1
Pertamax (Oktan 92) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan 9:1 – 10:1
Premium (Oktan 82) = Untuk kompresi mesin dengan perbandingan7:1 – 9:1