Loading

Minggu, 30 September 2012

TEORI RELATIVITAS

Teori relativitas Albert Einstein adalah sebutan untuk kumpulan dua teori fisika: "relativitas umum" dan "relativitas khusus". Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hukum fisika akan terlihat sama oleh keduanya. 

Relativitas khusus 


Tulisan Einstein tahun 1905, "Tentang Elektrodinamika Benda Bergerak", memperkenalkan teori relativitas khusus. Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua pengamat berada dalamkerangka acuan lembam dan bergerak dengan kecepatan sama relatif terhadap pengamat lain, maka kedua pengamat tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk menentukan apakah mereka bergerak atau diam. Bayangkan ini seperti saat Anda berada di dalam sebuah kapal selam yang bergerak dengan kecepatan tetap. Anda tidak akan dapat mengatakan apakah kapal selam tengah bergerak atau diam. Teori relativitas khusus disandarkan pada postulat bahwa kecepatan cahaya akan sama terhadap semua pengamat yang berada dalam kerangka acuan lembam. Postulat lain yang mendasari teori relativitas khusus adalah bahwa hukum fisika memiliki bentuk matematis yang sama dalam kerangka acuan lembam manapun. Dalam teori relativitas umum, postulat ini diperluas untuk mencakup tidak hanya kerangka acuan lembam, namun menjadi semua kerangka acuan.

Relativitas umum 


Relativitas umum diterbitkan oleh Einstein pada 1916 (disampaikan sebagai satu seri pengajaran di hadapan "Prussian Academy of Science" 25 November 1915). Akan tetapi, seorang matematikawan Jerman David Hilbert menulis dan menyebarluaskan persamaan sejenis sebelum Einstein. Ini tidak menyebabkan tuduhan pemalsuan oleh Einstein, tetapi kemungkinan mereka merupakan para pencipta relativitas umum. Teori relativitas umum menggantikan hukum gravitasi Newton. Teori ini menggunakan matematika geometri diferensial dan tensor untuk menjelaskan gravitasi. Teori ini memiliki bentuk yang sama bagi seluruh pengamat, baik bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka acuan lembam ataupun bagi pengamat yang bergerak dalam kerangka acuan yang dipercepat. Dalam relativitas umum, gravitasi bukan lagi sebuah gaya (seperti dalam Hukum gravitasi Newton) tetapi merupakan konsekuensi dari kelengkungan (curvature) ruang-waktu. Relativitas umum menunjukkan bahwa kelengkungan ruang-waktu ini terjadi akibat kehadiran massa.


KECEPATAN CAHAYA

Kelajuan cahaya (kelajuan cahaya dalam ruang vakum; kecepatan cahaya) adalah sebuah konstanta fisika yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti "kecepatan". Konstanta ini sangat penting dalam fisika dan bernilai 299.792.458 meter per detik. Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan oleh panjang meter didefinisikan berdasarkan konstanta kelajuan cahaya.

Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum yang dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam semesta. Kelajuan ini merupakan kelajuan segala partikel tak bermassa dan medan fisika, termasuk radiasi elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini pula menurut teori modern adalah kelajuan gravitasi (kelajuan dari gelombang gravitasi). Partikel-partikel maupun gelombang-gelombang ini bergerak pada kelajuan c tanpa tergantung pada sumber gerak maupun kerangka acuan inersial pengamat. Dalam teori relativitas, c saling berkaitan dengan ruang dan waktu. Konstanta ini muncul pula pada persamaan fisika kesetaraan massa-energi E = mc2. 

Kelajuan cahaya yang merambat melalui bahan-bahan transparan seperti gelas ataupun udara lebih lambat dari c. Rasio antara c dengan kecepatan v(kecepatan rambat cahaya dalam suatu materi) disebut sebagai indeks refraksi n material tersebut (n = c / v). Sebagai contohnya, indeks refraksi gelas umumnya berkisar sekitar 1,5, berarti bahwa cahaya dalam gelas bergerak pada kelajuan c / 1,5 ≈ 200.000 km/s; indeks refraksi udara untuk cahaya tampak adalah sekitar 1,0003, sehingga kelajuan cahaya dalam udara adalah sekitar 90 km/s lebih lambat daripada c. 



Dalam banyak hal, cahaya dapat dianggap bergerak secara langsung dan instan, namun untuk jarak yang sangat jauh, batas kelajuan cahaya akan memberikan dampak pada pengamatan yang terpantau. Dalam berkomunikasi dengan wahana antariksa, diperlukan waktu berkisar dari beberapa menit sampai beberapa jam agar pesan yang dikirim oleh wahana tersebut diterima oleh Bumi. Cahaya bintang yang kita lihat di angkasa berasal dari cahaya bintang yang dipancarkan bertahun-tahun lalu. Hal ini mengijinkan kita untuk mengkaji dan mempelajari sejarah alam semesta dengan melihat benda-benda yang sangat jauh.






Kronologi

Beragam ilmuwan sepanjang sejarah telah mencoba untuk mengukur laju cahaya.
§  Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan pengamatan sinar flash yang dipantulkan oleh cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer).
§  Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha untuk mengukur laju cahaya dari waktu tunda antara sebuah cahaya lentera dengan persepsi dari jarak cukup jauh.
§  Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti oleh Accademia del Cimento of Florence, dengan rentang 1 mil, tetapi tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan perhitungan modern, waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan Galileo Galilei mengatakan bahwa pengamatan itu tidak menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya mempunyai laju yang sangat tinggi.
§  Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk mengukur laju cahaya dilakukan oleh Ole Christensen Rømer, seorang ahli fisika Denmark dan anggota grup astronomi dari French Royal Academy of Sciences. Dengan menggunakan teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati gerakan planet Jupiter dan salah satu bulan satelitnya, bernama Io Dengan menghitung pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh cahaya pada diameter orbit bumi sekitar 22 meni.  Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit bumi, perhitungan laju cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×106 meter/detik. Dengan data Rømer ini, Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada sekitar 220×106 meter/detik.
Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan oleh Giovanni Domenico Cassini pada tahun1675, periode Io, bulan satelit planet Jupiter dengan orbit terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada pada saat menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan.
§  Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini, Rømer memperkirakan bahwa pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih lambat daripada kalkulasi berdasarkan rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus 1676. Setelah perkiraan Rømer terbukti, dia diundang oleh French Academy of Sciences untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk hal tersebut. Diagram di samping adalah replika diagram yang digunakan Rømer dalam penjelasan tersebut.
§  Pada tahun 1704, Isaac Newton juga menyatakan bahwa cahaya bergerak pada laju konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks, Newton menyatakan besaran laju cahaya senilai 16,6 x diamater Bumi per detik (210.000 kilometer/detik).
§  Pada tahun 1725, James Bradley mengatakan, cahaya bintang yang tiba di Bumi akan nampak seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat dikalkulasi dengan membandingkan kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan cahaya. Kalkulasi laju cahaya oleh Bradley adalah sekitar 298.000 kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal sebagai stellar aberration. Sinar cahaya yang datang bintang 1 membutuhkan waktu untuk mencapai bumi, dan pada saat sinar tersebut tiba, bumi telah bergeser pada orbitnya, sehingga seolah-olah kita melihat sinar cahaya tersebut datang dari bintang di lokasi 2.
§  Pada tahun 1849, pengukuran laju cahaya, yang lebih akurat, dilakukan di Eropa olehHippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket yang berputar untuk meneruskan cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa kilometer. Pada kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah kisi, menempuh jarak menuju cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin, jumlah kisi, kecepatan putar roda, Fizeau mendapatkan kalkulasi laju cahaya pada 313×106meter/detik.
§  Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan cermin rotasi dan mendapatkan angka 298×106 meter/detik.
§  Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari tahun 1877 hingga tahun 1926 untuk menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun kemudian pada tahun 1931.
§  Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity resonance wavemeter untuk penggunaan pada radar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan teori elektromagnetik untuk menghitung laju cahaya. Angka yang didapat adalah 299.792±3 kilometer/detik.
§  Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran tersebut dan mendapatkan angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi acuan bagi 12th General Assembly of the Radio-Scientific Union pada tahun 1957.
Angka yang paling akurat ditemukan di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat Bose-Einstein dengan elemen Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard Hau dari Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua dipimpin oleh Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Notasi laju cahaya (c) mempunyai makna "konstan" atau tetap yang digunakan sebagai notasi laju cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan notasi c untuk laju cahaya dalam medium material sedangkan c0 untuk kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara.Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam literatur SI sebagai bentuk standar notasi pada suatu konstanta, ada juga berbentuk seperti:konstanta magnetik µ0, konstanta elektrik e0, impedansi ruang kamar Z0.
Menurut Albert Einstein dalam teori relativitas, c adalah konstanta penting yang menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan struktur dimensi ruang waktu. Di dalamnya, cmendefinisikan konversi antara materi dan energi E=mc2., dan batas tercepat waktu tempuh materi dan energi tersebut. c juga merupakan kecepatan tempuh semua radiasi elektromagnetik dalam ruang kamar dan diduga juga merupakan kecepatan gelombang gravitasi. Dalam teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1,  sehingga notasi c tidak lagi digunakan. 
sumber : wikipedia





Sabtu, 08 September 2012

HARUSKAH ULANG TAHUN DIRAYAKAN?

Anda pasti pernah mendapat undangan perayaan ulang tahun dari keluarga, teman, rekan kerja, relasi bisnis, atau orang tuanya teman anak-anak kita. Anda mungkin memenuhinya atau mungkin juga tidak, tentunya dengan bermacam-macam alasan. Atau mungkin anda sendiri pernah merayakan hari ulang tahun anda atau anak-anak anda, entah dengan pesta sederhana sampai pesta yang meriah atau dengan acara do’a dan tausiah, atau dengan bentuk-bentuk lainnya yang menurut anda baik. 

Ada Apa dengan ULTAH ?

Dalam logika duniawi kita, misalkan kita punya sejumlah tabungan lalu setiap periode tertentu jumlahnya berkurang, sehingga kita sadar pada suatu saat nanti tabungan kita akan habis karena berkurangnya telah pasti sementara tidak ada penambahan (misalkan juga karena kita tidak mengambil ribanya). Kira-kira kita dalam posisi yang gembira atau gelisah? Tanpa memasukkan faktor-faktor lain (misalnya memang berkurangnya itu untuk infaq dan kita berharap pahala dari Allah), tentunya kita tidak senang dengan berkurangnya harta kita. Namun kelihatannya kita melupakan logika ini ketika berurusan dengan umur kita. 

Coba perhatikan, banyak diantara manusia yang begitu gembiranya tatkala umurnya berkurang setahun demi setahun. Bagaimana kita tahu bahwa mereka gembira? Ya dari pesta ulang tahun yang mereka adakan, dari senangnya mereka menerima perhatian dan ucapan selamat dari teman-teman dan saudara. Yang menjadi perhatian dalam tema ini adalah telah ditulisnya 4 hal dan salah satunya Ajal. Maksudnya, sampai kapan Ajal seseorang datang telah dituliskan. Ajal berkaitan erat dengan Umur seseorang. Ajal sama dengan panjang-pendeknya umur seseorang. Sebagai ilustrasi, jika seseorang ditetapkan berumur 60 tahun, berarti setiap tahun yang berlalu mengurangi jatah umurnya, yang berarti pula semakin dekat dengan masa ditentukannya Ajal. 

Jika kita menyadari hal ini, masihkan kita bisa bergembira dengan berlalunya tahun sementara amal kita tidak bertambah? Masih bisakah kita berpesta merayakan hari kelahiran kita padahal kita tidak tahu apakah amalan kita diterima Allah atau tidak? Senangkah kita menerima ucapan saudara dan sahabat kita yang pada hakikatnya adalah “selamat ya, sekarang umurmu berkurang lagi, dan engkau semakin dekat dengan kematianmu”? 

Mungkin sebenarnya hal-hal diatas sempat melintas dalam pikiran kita, tapi sayangnya seringkali kita abaikan karena lebih memperturutkan kesenangan kita. Atau karena takut dianggap tidak gaul atau kuno. Atau bimbang karena banyaknya orang yang melakukannya (ada syubhat/keragu-raguan/kerancuan dalam dada). Lalu kita pun mulai membuat pembenaran-pembenaran. 

Diantara pembenaran itu adalah perkataan “Lho…kita kan sedang mensyukuri nikmat Allah, karena kita masih diberi kehidupan yang baik, masih diberi kesempatan untuk hidup, diberi rejeki yang cukup, lalu kita ingin berbagi kebahagiaan dengan saudara dan sahabat”

Niat yang baik. Semuanya berawal dari niat yang baik. Bersyukur dan berbagi. Sungguh sebuah niat yang mulia. Dan setiap kita memang diperintahkan untuk bersyukur, demikian juga berbagi. Tapi Islam sebagai agama yang sempurna tidaklah melupakan bimbingan kepada umatnya tentang bagaimana cara bersyukur dan berbagi. Bukanlah Islam jika tidak mempunyai aturan dalam hal Niat dan Cara mencapainya. Dalam Islam terdapat prinsip “Niat yang baik harus diikuti dengan cara yang baik”. Tujuan tidak menghalalkan cara. Suatu perbuatan tercela tidak akan menjadi baik hanya karena niat yang baik. 

Dari Mana dan Untuk Apa? 

Pengetahuan tentang asal-usul sesuatu akan membantu untuk memahami hakikat adanya sesuatu itu. Apa latar belakangnya, apa tujuannya, hal-hal apa yang berkaitan dengannya, dan berbagai informasi lainnya. Demikian juga tentang ulang tahun ini. Dengan mengetahui asal-usul acara ulang tahun ini, akan menjadi jelaslah ketika hukumnya ditetapkan, dan akan menjadi indah ketika hikmahnya ditemukan. Penelusuran asal-usul perayaan ulang tahun akan banyak ditemukan dalam situs-situs berbahasa inggris, salah satunya ditemukan dalam 

yang kemudian diterjemahkan sebagai berikut: 

Dalam buku The Encyclopaedia Americana edisi 1991 menyebutkan: Dunia Mesir kuno, Yunani, Roma, dan Persia telah merayakan hari kelahiran Tuhan-tuhan, Raja-raja, dan para ksatria. Ralp dan Adelin Linton mengungkapkan hal ini dalam buku mereka yang berjudul The Lore of Birthdays. Dalam buku tersebut mereka menuliskan: Mesopotamia dan Mesir, yang merupakan tempat kelahiran peradaban, juga merupakan tempat pertama dimana para laki-laki mengingat dan memuliakan hari kelahiran mereka. 


Menjaga catatan hari kelahiran menjadi prinsip yang sangat penting pada masa itu karena tanggal kelahiran sangat penting untuk menjatuhkan ramalan. Jadi ada hubungan langsung antara praktek perayaan hari kelahiran Paganisme dengan Astrologi (ilmu perbintangan dan peramalan nasib). Perhatikan apa yang ditulis dalam Injil tentang ilmu perbintangan dan peramalan nasib 


(Yesaya 47:13-15): Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau, orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! Sesungguhnya, mereka sebagai jermai yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang! Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu, yang telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke segala jurusan, masing-masing mereka terhuyung-huyung ke segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau. 


Tidak mengherankan jika kaum Yahudi kuno tidak merayakan hari kelahiran karena mereka menganggap hal itu adalah Paganisme. 


Begitu juga di dalam buku The World Book Encyclopaedia Volume 3 halaman 416, menyebutkan bahwa kaum Kristen di masa awal tidak merayakan hari kelahiran Yesus karena mereka menganggap bahwa perayaan hari kelahiran adalah tradisi Paganisme. 

Pada masa Herodeslah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil Matius: Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, ditengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes. (Matius 14 : 6). Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun ditiup. 

(Baca buku Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298) Dalam pencarian lainnya, tulisan-tulisan yang dimuat tidak lepas dari buku The Lore of Birthdays karangan Ralp dan Adelin Linton. Salah satu kutipan dari buku tersebut adalah: 

“The Greeks believed that everyone had a protective spirit or daemon who attended his birth and watched over him in life. This spirit had a mystic relation with the god on whose birthday the individual was born.” (Orang-orang Yunani meyakini bahwa setiap orang mempunyai arwah atau jin yang menjaganya yang hadir pada hari kelahirannya dan mengawasinya sepanjang hidupnya. Arwah ini mempunyai hubungan mistis dengan dewa pada saat hari dimana seseorang dilahirkan). 

Sebenarnya masih banyak tulisan tentang asal-usul peryaan ulang tahun ini, akan tetapi cuplikan diatas cukuplah untuk mengetahui betapa batilnya asal-usul acara ini, sampai-sampai kaum Yahudi dan Nasrani (Ahli Kitab) generasi awal tidak sudi merayakan tradisi kemusyrikan tersebut hingga datanglah generasi berikutnya yang merubahnya. 

Bagaimana dengan Islam? 

Pertanyaan tentang “bagaimana sih hukum ulang tahun menurut islam?” sudah sering ditanyakan oleh kaum muslimin. Perdebatan di dunia maya maupun dunia nyata sudah tidak terhitung lagi jumlahnya, masing-masing mengusung argumentasi, yang ujung-ujungnya berakhir dengan kondisi “masing-masing”. Tidak ada kesimpulan yang bisa meyakinkan satu sama lain. Yang berkeyakinan tidak boleh seringkali tidak mempunyai argumentasi yang mantab. Yang berkeyakinan boleh pun sebenarnya ada ganjalan di hatinya. Itulah Fitrah dan Hawa Nafsu. Fitrah manusia yang lurus akan selalu berusaha mencari kebenaran untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya. Sedangkan Hawa Nafsu tabiatnya adalah selalu mengajak kepada hal-hal yang menyenangkan dirinya. 

Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anh, dia berkata : 
bahwa Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga. (HR. Bukhari dan Muslim) 

Memangnya…apa tercelanya merayakan ulang tahun? 

Baiklah…bagi yang telah membaca dari awal pastilah sudah bisa menarik sedikit kesimpulan tentang betapa tercelanya asal-usul perayaan ulang tahun ini ditinjau dari kacamata Islam. Dari uraian di atas, jelas sekali bahwa kaum musyrikin-lah yang pada mulanya menciptakan acara perayaan ulang tahun. 

Penyebutan kaum musyrikin disini untuk mewakili golongan yang beribadah kepada selain Allah, namun bukan dari golongan dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), karena dalam Al Qur’an Allah membedakan orang kafir menjadi 2: Ahli Kitab dan orang-orang Musyrik (lihat Surat Al-Bayyinah ayat 1 dan 6). Dan pencatatan sejarah menjelaskan bahwa kaum Yahudi dan Nasrani generasi awal tidak merestui perayaan ini karena berasal dari Paganisme. 

 Jika Yahudi dan Nasrani kuno saja tidak mau ikut-ikutan dalam perayaan ulang tahun, bagaimana mungkin Islam meridhoi acara ini? Bagaimana seorang muslim bisa menikmati dan berbangga diri larut dalam acara ini dengan segala sesuatu yang berkaitan dengannya…sedangkan Islam, telah mempunyai landasan yang tegas sebagaimana hadits berikut ini: 

 من تشبه بقوم فهو منهم

“Orang yang meniru suatu kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut” [HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban] 

Ya…dengan merayakan ulang tahun berarti telah meniru kaum yang mempelopori acara tersebut. Dan dengan meniru suatu kaum membawa konsekuensi menjadi bagian dari kaum yang ditiru. Bagaimana jika yang ditiru adalah kaum musyrikin? Allahul Musta’an. 

Islam lahir dengan tuntunannya yang lengkap untuk menyelisihi segala bentuk kekafiran di muka bumi, serta berlepas diri dari setiap bentuk kekafiran dan para ahlinya (orang-orang kafir). Yang berkaitan dengan tema ini, tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, beliau mendapati penduduk Madinah merayakan dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah, maka beliau bersabda: 

”Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya yang kalian bermain-main di dalamnya pada masa jahiliyah, dan Allah telah menggantikan keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian : “Hari raya kurban (Idul Adha) dan hari berbuka (Idul Fithri)”. [HR Imam Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i] 

Lalu bagaimana mungkin kaum muslimin hari ini asyik melestarikan hari raya (yaitu suatu perayaan yang berulang-ulang) yang dipelopori orang kafir? Dimanakah kemuliaan dan kewibawaan umat Islam? Jika ada yang berkata “Ada masalah apa dengan perayaan kaum musyrikin? Toh tidak berbahaya jika kita mengikutinya”. Jawabnya, seorang muslim yang yakin bahwa hanya Allah lah sesembahan yang berhak disembah, sepatutnya ia membenci setiap penyembahan kepada selain Allah dan penganutnya. Salah satu yang wajib dibenci adalah kebiasaan dan tradisi mereka, ini tercakup dalam ayat, 

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya” [QS. Al Mujadalah: 22] 

Lalu apa dong yang bisa kita lakukan di hari ulang tahun kita? Ya…biasa saja. Tidak perlu mengadakan perayaan khusus. Kalau kita ingin mensyukuri nimat Allah, seharusnya dilakukan kapan saja dan bukannya hanya setahun sekali. 

Dan mensyukuri nikmat Allah itu dilakukan dengan mengumpulkan 3 perkara: Mengakui bahwa nikmat itu dari Allah, Menyebut-nyebut nikmat tersebut, dan Menggunakan nikmat tersebut dalam rangka ketaatan kepada Allah Ta’ala. 

Jika kita menganggap ulang tahun itu untuk muhasabah, introspeksi, atau refleksi diri…seharusnya pun dilakukang sesering mungkin, bukan hanya setahun sekali. Karena bisa jadi akan sangat terlambat jika harus menunggu tahun depan untuk muhasabah. Bagaimana kalau kita mendapat undangan perayaan ulang tahun dari saudara, teman, atau sahabat? Maka kita berusaha semampu kita untuk menyampaikan prinsip yang kita yakini dan amalkan, serta meminta pengertian dari mereka. 

Dengan cara ini sebenarnya kita sudah mendakwahi mereka secara tidak langsung. Namun jika kita merasa bisa mendakwahi secara langsung, maka memberikan nasehat yang baik, lemah lembut, dan dengan niat yang ikhlas, mudah-mudahan dapat diterima dan lebih-lebih diamalkan.